Warna dan anak adalah dua elemen
yang tak terpisahkan. Dari bayi, anak sudah mengenal warna. Terbukti,
mereka lebih menyukai mainan berwarna primer seperti merah, biru, dan
kuning ketimbang yang berwarna pastel.
Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun
1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai
warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui
memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada
beberapa hal yang masih meragukan.
Keraguan mereka didasarkan pada kultur manusia yang berbeda tentang
suatu warna. Di Amerika contohnya, warna merah dinilai membangkitkan
semangat atau agresivitas. Sementara di China, merah itu menyimbolkan
perayaan dan keberuntungan, serta menimbulkan efek menenangkan. Namun
demikian, terdapat efek universal yang terjadi di seluruh dunia akibat
penggunaan warna.
Warna & Interior
Menurut desainer interior Anies Alkuratu, warna adalah senyawa dari
interior. Kaitannya cukup erat dengan emosi anak. Oleh karena itu,
berhati-hatilah dalam memilih warna untuk anak, terutama pada
ruang-ruang yang sering ditempati anak seperti ruang tidur, kamar mandi,
ruang bermain, dan ruang belajar. Ruang-ruang lain seperti ruang tamu,
ruang makan, dan ruang keluarga tak memberi pengaruh cukup besar pada
anak.
Warna-warna yang lebih disarankan adalah warna-warna cerah yang dapat
dioptimalkan untuk merangsang kreativitas, memberi semangat,
memengaruhi rasa estetika, memperkuat daya imajinasi, dan memperkuat
rangsangan motorik. Selain itu, anak pun memiliki reaksi positif
terhadap warna cerah, seperti pink, biru, maupun merah. Reaksi negatif
pun akan diberikan pada warna-warna gelap seperti coklat, hitam, serta
abu-abu.
Efek Universal Warna
Merah: dinamis, bersemangat, menstimulasi, aktif,
kuat, hangat, agresif. Bila terlalu banyak, warna ini dapat menimbulkan
kemarahan, tekanan, ketidaksabaran, intimidasi, dendam, dan suasana
ribut. Sebaiknya, jangan digunakan untuk kamar bayi (di bawah 1 tahun).
Kuning: warna yang susah ditangkap mata, ceria,
hangat, dan berenergi. Warna ini tidak cocok digunakan di kamar tidur
anak, terutama untuk kuning yang terlalu terang, karena bisa menyebabkan
silau dan sulit untuk beristirahat.
Biru: warna yang paling nyaman untuk mata,
menenangkan, aman, menerima, sabar. Terlalu banyak warna biru dapat
menyebabkan rasa dingin dan membuat anak jadi pasif. Jika ingin
menggunakan warna biru, pilih yang warnanya tidak terlalu pucat sehingga
tak terkesan dingin.
Hijau: rileks, sepi, natural, menenangkan dan
terkesan malu-malu. Terlalu banyak hijau, akan membuat anak menjadi
malas, sehingga untuk menetralisir dapat dikombinasikan dengan merah
atau oranye.
Oranye: percaya diri, ramah, penuh keceriaan. Warna
oranye di kamar bisa membuat anak selalu terjaga, sehingga harus
dikombinasikan dengan warna lain. Jika terlalu banyak oranye, bisa
membuat ruangan terasa gelap, sehingga memerlukan banyak cahaya yang
masuk.
Ungu: bisa meningkatkan imajinasi anak dan
kreativitas. Tapi terlalu banyak ungu juga bisa membuat mood anak
terganggu dan menyebabkan anak terlalu ingin berkuasa.
Lilac: terkesan spiritual. Jangan gunakan lilac di
kamar anak laki-laki karena bisa membangkitkan sifat feminin. Agar tak
terasa hambar, padukan dengan warna hitam atau perak.
Sumber: Kompas
0 komentar:
Post a Comment